11 Negara Jam Kerja Terpendek di Dunia, Tertarik Pindah?

sectorn.net – Bagi banyak orang, keseimbangan antara kehidupan kerja (work-life balance) merupakan dambaan yang tak ternilai. Bayangkan, bekerja dengan jam yang lebih sedikit dan memiliki waktu luang yang lebih banyak untuk dinikmati bersama keluarga, teman, atau hobi. Kenyataan ini bukan lagi mimpi di beberapa negara, lho!

Dalam beberapa negara di dunia, konsep keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi diutamakan, dan ini tercermin dalam jam kerja yang relatif singkat. Jika Anda mencari gaya hidup yang lebih santai tanpa harus mengorbankan waktu luang Anda, mungkin Anda ingin mempertimbangkan untuk pindah ke salah satu dari 11 negara dengan jam kerja terpendek di dunia.

Berdasarkan data dari OECD (Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan) pada tahun 2022, berikut 11 negara dengan jam kerja terpendek di dunia:

  1. Luksemburg (Rata-rata 28 jam per minggu)

Luksemburg

Negara kecil di Eropa Barat ini terkenal dengan keseimbangan kehidupan kerjanya yang luar biasa. Karyawan di Luksemburg umumnya bekerja 8 jam per hari, 5 hari per minggu, dengan jeda makan siang yang panjang.

  1. Islandia (Rata-rata 29.6 jam per minggu)

Islandia terkenal dengan budaya kerja yang fleksibel dan fokus pada keseimbangan kehidupan kerja. Banyak perusahaan di Islandia menawarkan skema Jam Kerja Terpendek yang fleksibel dan cuti hamil atau ayah yang panjang.

  1. Prancis (Rata-rata 30.3 jam per minggu)

Prancis memiliki undang-undang yang mengatur Jam Kerja Terpendek maksimum 35 jam per minggu. Karyawan di Prancis juga berhak atas cuti tahunan yang cukup panjang, yaitu minimal 5 minggu.

  1. Norwegia (Rata-rata 30.5 jam per minggu)

Norwegia dikenal dengan sistem kesejahteraan sosialnya yang kuat, termasuk cuti panjang dan tunjangan untuk orang tua. Hal ini memungkinkan para pekerja untuk lebih fokus pada kehidupan pribadi mereka.

  1. Finlandia (Rata-rata 30.7 jam per minggu)

Finlandia Negara Jam Kerja Terpendek

Finlandia negara Jam Kerja Terpendek memiliki budaya kerja yang menghargai waktu luang dan kesejahteraan karyawan. Banyak perusahaan di Finlandia menawarkan waktu istirahat yang lama dan cuti sakit yang dibayar penuh.

  1. Denmark (Rata-rata 31.2 jam per minggu)

Denmark terkenal dengan budaya “hygge”, yaitu fokus pada kebahagiaan dan kesejahteraan. Hal ini tercermin dalam kebijakan kerja yang fleksibel dan fokus pada keseimbangan kehidupan kerja.

  1. Belanda (Rata-rata 31.5 jam per minggu)

Belanda memiliki budaya kerja yang pragmatis dan fokus pada hasil. Karyawan di Belanda umumnya bekerja secara efisien dan efektif, sehingga mereka dapat menyelesaikan pekerjaan mereka dalam waktu yang lebih singkat.

  1. Jerman (Rata-rata 31.8 jam per minggu)

Jerman memiliki undang-undang yang mengatur Jam Kerja Terpendek paling lama 40 jam per minggu. Namun, banyak karyawan di Jerman bekerja kurang dari jam tersebut dan menikmati cuti tahunan yang panjang.

  1. Swedia (Rata-rata 31.9 jam per minggu)

Swedia terkenal dengan sistem kesejahteraan sosialnya yang kuat, termasuk cuti panjang dan tunjangan untuk orang tua. Hal ini memungkinkan para pekerja untuk lebih fokus pada kehidupan pribadi mereka.

  1. Austria (Rata-rata 32 jam per minggu)

Austria

Austria memiliki budaya kerja yang menghargai waktu luang dan keluarga. Banyak perusahaan di Austria menawarkan waktu istirahat yang lama dan cuti sakit yang dibayar penuh.

  1. Belgia (Rata-rata 32.2 jam per minggu)

Belgia memiliki undang-undang yang mengatur Jam Kerja Terpendek 38 jam per minggu. Karyawan di Belgia juga berhak atas cuti tahunan yang cukup panjang, yaitu minimal 20 hari.

Kesimpulan

Perlu diingat bahwa data ini merupakan rata-rata nasional dan mungkin ada variasi di antara industri dan perusahaan yang berbeda.

Namun, negara Jam Kerja Terpendek ini menunjukkan bahwa keseimbangan kehidupan kerja yang ideal bukan lagi hal yang mustahil. Dengan kebijakan dan budaya kerja yang tepat, kita bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih fleksibel dan ramah bagi karyawan.

Bagi Anda yang mendambakan work-life balance yang lebih baik, mungkin negara-negara ini bisa menjadi pertimbangan untuk pindah atau mencari peluang kerja. Namun, penting untuk melakukan riset lebih lanjut tentang budaya, ekonomi, dan gaya hidup di negara-negara tersebut sebelum Anda mengambil keputusan besar.

Ingatlah, kebahagiaan dan kesejahteraan Anda adalah yang terpenting. Pilihlah tempat kerja yang memungkinkan Anda untuk mencapai keseimbangan ideal antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi.